JAKARTA — Menjelang Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, nama Zulmansyah Sekedang mencuat sebagai salah satu figur yang dinilai layak memimpin organisasi wartawan tertua di Indonesia.
Lahir di Aceh Tenggara, 30 Agustus 1970, lulusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Riau itu dikenal memiliki pengalaman panjang di dunia organisasi pers. Zulmansyah memimpin PWI Riau selama dua periode, 2017–2022 dan 2022–2027, sebelum dipercaya menjadi Ketua Umum PWI Pusat periode 2023–2028. Ia terpilih secara aklamasi pada Kongres Luar Biasa di Jakarta, 18 Agustus 2024, setelah dua calon lainnya mengundurkan diri.
Berdasarkan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) PWI, calon ketua umum harus memenuhi sejumlah syarat, antara lain berstatus anggota biasa dengan kartu sah, memiliki pengalaman minimal lima tahun memimpin PWI provinsi atau pusat, tidak pernah diberhentikan karena pelanggaran kode etik, serta tidak sedang menjalani hukuman pidana. Zulmansyah disebut memenuhi seluruh kriteria tersebut.
Kiprahnya di dunia pers juga ditandai dengan kepedulian terhadap peningkatan kapasitas wartawan. Salah satunya melalui kehadiran pada peluncuran buku Mengeja Laut karya 11 wartawan senior Bangka Belitung, yang dirangkai dengan diskusi Pilkada Damai dan Anti Hoaks.
Zulmansyah menegaskan komitmennya pada kebebasan pers, integritas organisasi, serta kesediaannya menerima sanksi bila melanggar aturan internal. Ia juga mendorong PWI menjadi organisasi yang progresif, adaptif terhadap perkembangan teknologi media, terbuka pada inovasi, dan tetap konsisten memperjuangkan kebebasan pers yang bertanggung jawab.
“Progresif berarti bergerak maju tanpa kehilangan jati diri, memadukan pengalaman senior dengan energi pembaruan, serta menjaga keseimbangan antara kepentingan pusat dan daerah,” ujarnya.***