WASHINGTON DC – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump didakwa oleh dewan juri pengadilan federal atas dugaan menyimpan dokumen rahasia pemerintah dan menghalangi proses peradilan. Dakwaan itu terkait puluhan ribu dokumen rahasia pemerintah AS yang disita dari resort mewah milik Trump, Mar-a-Lago, di Florida.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (9/6/2023), dakwaan pidana yang penyelidikannya dimulai oleh Departemen Kehakiman AS ini menjadi kemunduran hukum lainnya bagi Trump, yang tengah berupaya kembali ke Gedung Putih dengan maju capres untuk Partai Republik dalam pilpres 2024 mendatang.
Trump sebelumnya telah dijerat dakwaan pidana di pengadilan federal New York, yang persidangannya akan dimulai Maret tahun depan.
Dalam pernyataan via media sosial, Trump menyatakan dirinya telah dipanggil untuk hadir dalam persidangan di pengadilan federal di Miami, Florida, pada Selasa (13/6) mendatang. Dia juga menegaskan dirinya tidak bersalah.
“SAYA SEORANG PRIA YANG TIDAK BERSALAH!” tegas Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social miliknya.
Seorang sumber yang memahami kasus Trump ini mengungkapkan bahwa mantan Presiden AS itu menghadapi tujuh dakwaan pidana dalam kasus federal ini. Namun informasi detail soal dakwaan-dakwaan itu masih belum diketahui secara jelas.
Dakwaan untuk Trump masih dirahasiakan dari publik, dan bahkan Trump sendiri belum melihat dokumen dakwaan untuk dirinya itu. Kendati demikian, tim penasihat hukum Trump telah diberitahu soal adanya tujuh dakwaan sebagai bagian dari pemanggilan yang memerintahkan Trump hadir di pengadilan.
Juru bicara untuk Penasihat Khusus Jack Smith, seorang pejabat Departemen Kehakiman AS yang menangani penyelidikan kasus ini, menolak untuk berkomentar. Diketahui bahwa ilegal bagi pemerintah untuk berkomentar secara terbuka soal dokumen yang masih disegel.
Reuters belum mengetahui secara spesifik soal dakwaan yang dijeratkan terhadap Trump. Dalam pernyataan di bawah sumpah di persidangan tahun lalu, seorang agen FBI menyebut ada alasan masuk akal untuk meyakini beberapa tindak kejahatan telah dilakukan, termasuk menghalangi proses peradilan dan menyimpan secara ilegal dokumen pertahanan yang sensitif.
Departemen Kehakiman AS telah menyelidiki apakah Trump salah menangani dokumen rahasia yang dia simpan setelah meninggalkan Gedung Putih tahun 2021.
Para penyelidik menyita sekitar 13.000 dokumen dari resort mewah Mar-a-Lago milik Trump di Palm Beach, Florida, nyaris setahun lalu. Sekitar 100 dokumen berlabel rahasia, meskipun salah satu pengacara Trump menyatakan semua dokumen rahasia telah dikembalikan ke pemerintah.
Trump sebelumnya membela sikapnya menyimpan dokumen-dokumen itu, dengan mengatakan dirinya telah mendeklasifikasikan dokumen itu saat masih menjabat presiden. Namun, Trump belum memberikan bukti soal hal tersebut dan pengacaranya menolak membuat argumen itu di pengadilan.
Kasus ini menandai kedua kalinya Trump dijerat dakwaan pidana, yang membuatnya mencetak sejarah sebagai mantan Presiden pertama di AS yang menghadapi tuntutan pidana. Pada April lalu, Trump mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pidana memalsukan catatan bisnis terkait kasus uang tutup mulut yang dibayarkan kepada seorang bintang porno sebelum pilpres tahun 2016.
Sumber: detik.com
Komentar