JAKARTA – Kol adalah salah satu sayuran yang sering dijadikan lalapan. Ada yang dimakan mentah, tapi tidak sedikit juga yang digoreng terlebih dahulu.
Sayangnya, ada bahaya yang mengintai dari kol goreng ini, terutama jika dikonsumsi terlalu sering.
Kol goreng adalah kol atau kubis yang dipotong-potong kemudian digoreng sampai agak kering. Di beberapa bagian pun warnanya jadi kecokelatan.
Kol goreng biasanya disajikan dengan sambal dan dinikmati selagi hangat.
Kol goreng memiliki cita rasa gurih dan manis. Tak heran jika banyak yang suka dengan makanan satu ini.
Tapi, meskipun rasanya enak, hampir tak ada manfaat apa pun dari kol goreng tersebut.
Dokter spesialis gizi klinis Maya Surjadjaja menjelaskan bahwa sayuran apa pun yang digoreng tidak akan memberikan manfaat. Nilai gizi yang semula terkandung di dalamnya bisa rusak selama proses memanaskan di penggorengan.
Kata dia, proses penggorengan biasanya memiliki dua tahapan. Pertama, proses dehidrasi atau berkurangnya kelembapan dalam makanan. Kemudian, proses minyak ataupun lemak yang terkandung di dalamnya menyerap ke dalam makanan.
Kedua tahapan ini membuat kol kehilangan cairannya. Sebaliknya, kandungan minyak yang ada di sayuran ini malah jadi tinggi. Hal ini yang seharusnya jadi bahaya kol goreng yang diperhatikan.
“Sayuran adalah bahan makanan yang kalau digoreng paling banyak menyerap minyak,” kata Maya dalam sebuah wawancara dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu. Asupan minyak berlebih sendiri diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Dengan banyaknya minyak yang berkumpul di dalamnya dan menggantikan cairan alami, maka nutrisi yang terdapat dalam kol juga akan hilang.
Proses penggorengan akan membuat vitamin dan antioksidan berkurang dalam jumlah banyak. Semakin lama penggorengan, semakin banyak zat gizi yang berkurang.
“Sayuran yang digoreng jelek, ya, bagaimana pun tetap jelek,” kata Maya.
Daripada menyerap bahaya kol goreng, lebih baik mengonsumsinya biasa sebagai lalapan kol mentah.
Sumber: CNN
Komentar