Cuaca Panas Ekstrim, 34 Warga India Tewas

TRAVEL71 Dilihat

JAKARTA – Dokter setempat ramai-ramai menyarankan kelompok lansia di atas 60 tahun sementara waktu berdiam diri di rumah pada siang hari.

Di tengah teriknya cuaca panas yang semakin mengkhawatirkan, 34 orang dilaporkan tewas dalam dua hari terakhir menurut catatan pemerintah India di Sabtu (17/6/2023).

Dikutip dari detikHealth, korban tewas seluruhnya berusia di atas 60 tahun dan memiliki banyak komorbid. Penas menyengat membuat kondisi komorbid mereka semakin parah.

“Dua puluh tiga kematian dilaporkan pada hari Kamis dan 11 lainnya meninggal pada hari Jumat,” kata Kepala Petugas Medis Ballia Jayant Kumar.

“Semua orang menderita beberapa penyakit dan kondisi mereka memburuk karena panas yang ekstrem,” kata Kumar kepada The Associated Press pada hari Sabtu.

Dia mengatakan sebagian besar kematian itu diakibatkan serangan jantung, stroke otak, dan diare.

Diwakar Singh, petugas medis lainnya, mengatakan orang-orang ini dirawat di rumah sakit utama Ballia dalam kondisi kritis. “Orang lanjut usia juga rentan terhadap panas ekstrem,” katanya.

Data Departemen Meteorologi India menunjukkan Ballia melaporkan suhu maksimum 42,2 derajat Celcius pada hari Jumat, yaitu 4,7 derajat Celcius di atas normal.

Musim panas yang terik telah memicu pemadaman listrik di seluruh negara bagian, membuat orang tidak memiliki air ledeng, kipas angin, atau AC. Banyak yang melakukan protes.

Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath meyakinkan publik bahwa pemerintah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan listrik yang tidak terputus di negara bagian tersebut. Dia mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijak.

“Setiap desa dan setiap kota harus mendapat pasokan listrik yang cukup selama panas terik ini. Jika ada kesalahan, harus segera ditangani,” katanya, Jumat malam dalam sebuah pernyataan.

Bulan-bulan musim panas utama, April, Mei, dan Juni umumnya panas di sebagian besar wilayah India sebelum musim hujan membawa suhu yang lebih dingin. Tetapi suhu menjadi lebih intens dalam dekade terakhir.

Selama gelombang panas, negara tersebut biasanya juga mengalami kekurangan air parah, dengan puluhan juta dari 1,4 miliar penduduknya kekurangan air bersih.

Sebuah studi oleh World Weather Attribution, kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas pada bulan April yang melanda sebagian Asia Selatan setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.

Pada bulan April, serangan panas menyebabkan 13 orang meninggal pada acara pemerintah di ibu kota keuangan India, Mumbai, dan mendorong beberapa negara bagian menutup semua sekolah selama seminggu.

Editor: Redaksi

Komentar